Kamis, 16 Juni 2011

Pakistan: Tudingan AS Adalah Propaganda Negatif


ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) – Panglima Angkatan Darat Pakistan membantah tudingan Amerika Serikat yang menyebut Islamabad kurang banyak berbuat dalam perang melawan terorisme. Pada hari Selasa (14/6), Jenderal Ashfaq Kayani mengkritik hal tersebut dan menyebutnya propaganda negatif. Kayani mengatakan, upaya Pakistan menunjukkan keinginan nasional untuk mengalahkan militan.
Sang jenderal berbicara setelah berjumpa dengan komandan militer AS yang berkunjung ke Pakistan, Laksamana Mike Mullen, yang pada hari Senin (13/6) mengatakan bahwa sejumlah anggota dinas intelijen Pakistan telah lama menjalin hubungan dengan jaringan Haqqani di Afghanistan. Pakistan membantah punya hubungan dengan kelompok tersebut.
Para pejabat AS ingin Pakistan melancarkan serangan terhadap kawasan suku di Waziristan Utara, tempat sejumlah elemen jaringan Haqqani dan Taliban Afghanistan diyakini bersemayam. Pakistan mengatakan bahwa pihaknya masih mengonsolidasikan keunggulan militernya terhadap elemen domestik Taliban di kawasan lain di Pakistan.
Kayani juga menekankan kembali sikap Pakistan yang berkeberatan dengan serangan peluru kendali drone terhadap sejumlah target militan di Pakistan. Kayani mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut merusak upaya yang dilakukan Pakistan dan tidak populer di mata rakyat.
Para pejabat AS tidak pernah mengakui penggunaan serangan drone di Pakistan, namun secara pribadi membenarkannya kepada sejumlah media.
Kunjungan Mullen selama dua hari dilakukan pada saat hubungan bilateral dengan AS tengah memburuk, menyusul penangkapan seorang kontraktor CIA di Pakistan dan sejumlah serangan drone di kawasan barat laut Pakistan, serta laporan Gedung Putih yang mengritik upaya kontraterorisme Pakistan.
Sebelumnya, Amerika Serikat mengatakan pihaknya tidak akan menghentikan serangan pesawat tanpa awak yang dilakukan di Pakistan. AS mengabaikan seruan berulang kali dari Islamabad dan rakyat Pakistan untuk mengakhiri serangan yang tidak diizinkan PBB tersebut.
"Program itu (serangan drone) adalah sesuatu yang, seperti sudah kami katakan sebelumnya, akan kami teruskan. Pertanyaannya adalah bagaimana, dan proses itu haruslah sesuatu yang akan jadi salah satu tugas utama intelijen dan militer kami," kata seorang pejabat AS yang meminta namanya dirahasiakan kepada kantor berita Reuters.
Hal tersebut disampaikan saat Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen bertemu dengan para pejabat tinggi dinas intelijen Pakistan di Lahore.
AS sebelumnya bersikeras dengan posisinya mengenai kelanjutan serangan drone dalam sebuah pertemuan antara Direktur CIA Leon Panetta dan Letnan Jenderal Ahmad Shuja Pasha, kepala dinas intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI) di Washington pekan lalu.
Washington beberapa kali mengklaim menjalin kesepakatan dengan Islamabad untuk meluncurkan serangan semacam itu, tapi pemerintah Pakistan mengatakan, tidak ada kesepakatan semacam itu dan mereka beranggapan bahwa serangan udara tersebut merupakan pelanggaran berulang terhadap kedaulatan negara.
Lebih lanjut lagi, para anggota dewan Pakistan mengkritik keras serangan drone AS dan mendesak pemerintah meninjau kembali kebijakan luar negerinya dan lebih tegas untuk menghentikan serangan CIA di Pakistan. (dn/va/sm)
»»  read more

Obama minta Dana Perang $ 83 M, Amerika Siap Bangkrut!


AMERIKA (SuaraMedia) - Presiden AS telah meminta kepada kongres untuk menyetujui dana tambahan sebesar 83,4 miliar dollar Amerika sebagai tambahan biaya perang dan diplomasi di Irak dan Afghanistan. Barack Obama mengatakan bahwa 95 persen dari dana tersebut akan dipergunakan untuk mendukung operasi militer AS di Irak dan upaya untuk mengalahkan kelompok pejuang al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan.
"Taliban kembali bangkit dan al-Qaeda mengancam Amerika dari perbatasan Afghanistan dan Pakistan," kata Obama kepada Nancy Pelosi, juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat, dalam sebuah surat yang dikirimkan dari gedung putih.
Tambahan dana tersebut termasuk $3,6 miliar untuk Tentara Nasional Afghanistan.
Obama juga meminta $350 juta untuk peningkatan keamanan disepanjang perbatasan AS-Meksiko dan untuk memerangi geng pengedar narkoba, kemudian sebanyak $400 juta lagi untuk menanggulangi kekacauan di Pakistan.
Permintaan presiden AS tersebut, yang termasuk tambahan dana untuk pengiriman pasukan tambahan ke Afghanistan, akan meningkatkan biaya perang di kedua tempat tersebut hingga hampir mencapai $1 Triliun sejak serangan 11 September 2001, menurut kongres.
Namun, Gedung Putih mengetahui bahwa Obama bersikap kritis terhadap undang-undang yang sama yang diajukan oleh pemerintahan George Bush, pendahulu Obama, untuk membiayai perang.
"Mengingat masalah ekonomi AS yang semakin memburuk, (tambahan dana) ini akan menjadi tambahan biaya terakhir untuk Irak dan Afghanistan. Mengenai hal ini sudah dibicarakan dengan presiden, dan dia berjanji akan mengubahnya," kata Robert Gibbs, juru bicara Gedung Putih.
Mungkin saja keputusan tersebut membawa kebangkrutan telak bagi AS.
Pentagon kini akan menerima tambahan dana perang sebesar $142 miliar untuk tahun anggaran yang akan tutup buku pada tanggal 30 September mendatang.
Kebanyakan politisi Demokrat dan Republik kemungkinan akan mendukung rencana tersebut, namun golongan yang menentang perang mengatakan bahwa Obama harus melakukan lebih banyak lagi untuk mengakhiri operasi militer di kedua negara tersebut.
"Tambahan dana ini akan menerapkan dua hal – yang pertama, memperpanjang pendudukan AS di Irak paling tidak hingga akhir 2011, namun hal tersebut pasti akan memperdalam dan memperluas pengaruh militer kita di Afghanistan," kata Lynn Woolsey, seorang politisi Demokrat yang juga anggota wanita kongres dari California.
"Daripada berusaha mencari solusi militer dari permasalahan yang tengah kita hadapi di Irak dan Afghanistan, presiden Obama lebih baik mengubah dasar dari misi di kedua negara untuk memfokuskan diri pada upaya rekonsiliasi, perkembangan ekonomi, bantuan kemanusiaan, dan upaya-upaya diplomasi regional," tambahnya.
Tidak lama lalu, Obama juga telah menyetujui untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan sebanyak 17.000 tentara. (dn/aljz/sm
»»  read more

"Perampokan" Besar-Besaran Melanda Pentagon!


WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Hampir separuh anggota panel Kongres AS yang mengontrol pengeluaran Pentagon berada dalam penyelidikan oleh investigator etika dalam Kongres. Penyelidikan yang dilakukan oleh dua kantor etika itu termasuk sebuah pemeriksaan terhadap John Murtha, ketua subkomite kepantasan dalam pertahanan, dan enam anggota Kongres lainnya serta hubungan mereka dengan sebuah perusahaan lobbying berpengaruh.
Para pembuat undang-undang itu membantu mengarahkan jutaan dolar dana federal ke klien-klien PMA Group dan menerima kontribusi kampanye dari perusahaan tersebut dan klien-kliennya.
Perusahaan lobbying yang didirikan oleh mantan ajudan Capitol Hill itu telah berada dalam penyelidikan kriminal oleh Departemen Kehakiman.
Detail penyelidikan etika Kongres termasuk dalam laporan rahasia Kongres yang berhasil diperoleh The Washington Post.
Menurut dokumen yang dipersiapkan pada bulan Juli itu, lebih dari 30 penyusun undang-undang dan beberapa ajudannya berada dalam penyelidikan etika Kongres mengenai isu-isu yang meliputi lobbying pertahanan dan ikut campur pengaruh perusahaan.
"Laporan Ringkas Mingguan Komite Standar" setebal 22 halaman itu memberikan ringkasan mengenai investigasi panel etika terhadap perilaku 19 penyusun undang-undang dan beberapa staf. Laporan itu juga memaparkan secara singkat kinerja Kantor Etika Kongresional yang baru, sebuah badan kuasi-independen yang melakukan penyelidikan dan memberikan rekomendasi kepada komite etika. Dokumen ini mengindikasikan bahwa kantor tersebut sedang memeriksa aktivitas 14 angota Kongres lainnya.
Komite etika adalah salah satu komite paling rahasia di Kongres, anggota dan stafnya menandatangani sumpah untuk tidak membocorkan aktivitas apa pun yang terkait dengan investigasi masa kini maupun masa lalu. Sejumlah kelompok pengawas telah menuduh komite tidak aktif dalam melakukan penyelidikan. Dokumen rahasia itu mengindikasikan bahwa panel telah melakukan penyelidikan lebih mendalam daripada apa yang mereka ungkapkan.
Ketua komite etika, Zoe Lofgren, mengatakan bahwa dokumen itu telah secara tidak sengaja dirilis oleh staf tingkat rendah melalui jaringan untuk berbagi file.
Investigasi komite etika bukan hal yang tidak biasa. Sebagian besar hasilnya disampaikan melalui surat pribadi yang membebaskan anggota dari tuduhan atau menegur mereka. Dalam beberapa kasus langka, kritikan yang diberikan lebih pedas.
Anggota staf komite telah mewawancarai ketua sarana dan prasarana Kongres Charles B. Rangel mengenai satu elemen dari investigasi kompleks terhadap keuangan pribadinya, ajudannya dan anak laki-lakinya. Rangel mengatakan bahwa ia berbicara dengan staf komite etika mengenai sebuah konferensi yang ia dan empat anggota lainnya dari Kaukus Hitam Kongresional hadiri bulan November lalu di St. Martin. Perjalanan itu awalnya dikatakan telah disponsori oleh sebuah yayasan nirlaba yang dikelola sebuah koran. Namun acara selama tiga hari di sebuah resor mewah itu ternyata ditanggung biayanya oleh beberapa perusahaan besar seperti Citigroup, Pfizer dan AT&T. Peraturan yang dikeluarkan tahun 2007 melarang perusahaan swasta membiayai perjalanan anggota Kongres.
Departemen Kehakiman telah memberitahu panel etika untuk menunda penyelidikan atas Republikan Alan B. Mollohan yang keuangan pribadinya mulai diselidiki oleh investigator federal pada awal 2006 setelah kelompok konservatif mengeluh bahwa ia belum sepenuhnya mengungkapkan kepemilikan real estatenya. Tidak ada aksi publik atas penyelidikan itu selama beberapa tahun. Namun, permintaan departemen di awal Juli kepada komite menandakan bahwa kasus itu terus menarik perhatian penyelidik federal.
Menurut dokumen tersebut, Republikan Maxine Waters, anggota Komite Jasa Keuangan Kongres, berada dalam penyelidikan karena aktivitas yang melibatkan OneUnited Bank di Massachusetts, di mana suaminya memiliki saham USD 250.000.
Waters melakukan pertemuan pada bulan September 2009 dengan Departemen Keuangan di mana eksekutif OneUnited meminta uang pemerintah. Di bulan Desember, Departemen Keuangan memilih OneUnited sebagai peserta awal program bailout bank dan menyuntikkan dana sebesar USD 12.1 juta.
Bocornya dokumen rahasia komite etika di jaringan berbagi file karena seorang anggota staf junior menggunakan perangkat lunak sambil bekerja dari rumah. Staf itu kini telah dipecat.
"Komite akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi persoalan ini," ujar Lofgren, menambahkan bahwa baik sistem informasi Kongres maupun komite tidak ada yang dibajak. (rin/wp/wb)
»»  read more

Iran Depak Drone Mata-Mata AS Dari Latihan Perang


SELAT HORMUZ (Berita SuaraMedia) - Unit angkatan udara Iran mengusir drone pengintai AS yang mengawasi latihan perang  yang  berlangsung di Selat Hormuz, pejabat Iran mengatakan. Jenderal Ataollah Salehi, panglima tentara Iran, berkata sebuah drone pengintai AS mendekati zona di Selat Hormuz dan Samudra Hindia di mana pasukan Iran melakukan latihan militer, laporan kantor berita setengah resmi Fars News Agency.
"Kemarin (Senin) sebuah pesawat pengintai AS berusaha untuk pendekatan wilayah kita tapi meninggalkan daerah itu setelah menerima peringatan yang dikeluarkan dari (unit) pertahanan udara tentara ," katanya.
Militer AS Iran menghadapi pemeriksaan setelah sebuah Iran F-27 mendekati USS Eisenhower di Teluk Oman pada bulan April. Pejabat militer Iran mempertahankan bahwa Iran memiliki hak untuk mengidentifikasi kapal asing yang mendekati perairan.
Iran melaksanakan sebuah latihan perang 8-hari  di kawasan Teluk Persia Rabu, melakukan pengujian serangkaian rudal dan perangkat perang elektronik. Kapal selam Iran dan unit angkatan udara angkatan laut mereka bergabung dengan rekan-rekan dalam manuver itu.
Pasukan Iran menembakkan dua rudal jarak sedang dari pantai selatan Iran selama latihan perang yang dimulai minggu lalu, para pejabat militer mengatakan.
Jenderal Ataollah Salehi, panglima tentara Iran, mengatakan kedua rudal permukaan-ke-laut diluncurkan pada sasaran bergerak di perairan lepas pantai selatan Iran, kantor berita semi-resmi Fars News Agency melaporkan.
Salehi menambahkan bahwa rudal dapat digunakan terhadap target laut yang bergerak dan stasioner. Mereka dilengkapi dengan sistem radar yang disempurnakan dan mampu menghindari radar konvensional karena ketinggian penerbangannya yang rendah dan diameternya sempit.
Komandan mengatakan pasukan Iran telah menyamakan kecepatan dengan upaya militer AS dan politik di banyak arena.
Tahap ketiga dari latihan perang 'Velayat `89'  dimulai Sabtu di Teluk Persia, Laut Oman dan Samudera Hindia bagian utara menampilkan kekuatan tempur unit kapal cepat Angkatan Darat Iran.
Latihan angkatan laut dimulai Rabu lalu tepat setelah Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyelesaikan latihan perang besar di Teluk Persiasn, Laut Oman dan juga di rute kunci minyak  dari Selat Hormuz.
Iran menguji berbagai macam peralatan perang militer dan elektronik selama latihan perang diluncurkan 5 Mei. komandan militer Iran mengatakan pasukan mereka beroperasi di lebih dari 96.000 kilometer persegi di Selat Hormuz dan Samudera Hindia bagian utara.
Laksamana Rostamabadi Qasem mengatakan bahwa kapal perusak dan kapal meriam serta pasukan operasional khusus dipantau lewat kapal.
Serangan kimia oleh pasukan musuh hipotetis telah berhasil dibalas melalui peralatan militer produksi dalam negeri, Rostamabadi menambahkan.
Sistem yang diproduksi dalam negeri ini juga digunakan untuk menghadapi musuh penyelam hipotetis dan gerilyawan, yang menembus ke wilayah-wilayah pesisir, ungkapnya.
Di tempat lain dalam sambutannya, ia mengatakan wakil-wakil dari tiga negara regional akan mengamati latihan perang ini selama tahap berikutnya.
Pesawat pengintai dan tak berawak juga melakukan beberapa operasi di daerah itu juga.
Helikopter Cobra juga menghancurkan target, yang berada di laut dan di bawah laut dengan menggunakan roket dan putaran 20-mm.
Drone pengawas mengumpulkan informasi tentang kekuatan musuh hipotetis melalui penggunaan radar dan sistem pemantauan militer.
November tahun lalu, Iran juga menggelar latihan akbar sebagai aksi menggertak mereka atas kerajaan zionis Israel yang sebelumnya mengancam akan menghancurkan situs nuklir Iran.
Sebagai respon terhadap serangan itu, Amir Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), mengancam bahwa Israel akan membayar mahal jika memutuskan untuk melakukan "kebodohan" semacam itu.
"Satu langkah saja keluar dari garis dan pesawat Israel akan hancur sepenuhnya," ujar Hajizadeh, menjelaskan bahwa Iran akan memusnahkan pesawat jet F-15 dan F-16 Israel, jika negaranya diserang.
"Bahkan jika mereka lolos dari sistem pertahanan kami yang canggih, mereka tidak akan pernah melihat markasnya lagi karena rudal darat kami siap menarget markas militer Israel," tambahnya. (iw/upi/trd/tt)
»»  read more