Selasa, 22 Februari 2011
Posts by : Admin
Ada Intel/Mata-Mata Industrial Dibalik Hilangnya Data Militer Indonesia di Korsel
Seoul - Jika di Indonesia kasus "salah kamar" 3 orang berwajah Asia di kamar delegasi RI di Seoul pekan lalu dianggap telah beres, tidak demikian dengan di Korsel. Media sana masih ramai memberitakan pembobolan yang diduga dilakukan agen intelijen Korsel (National Intelligence Service/NIS) itu.
Koran Chosun Ilbo yang pertama kali memberitakan keterlibatan NIS menyatakan, tiga agen NIS yang membobol kamar 1921 Hotel Lotte itu tampaknya berasal dari tim mata-mata industrial. Chosun Ilbo memberitakan pada Selasa (22/2/2011), informasi ini didapat dari seorang pejabat pemerintahan.
Pejabat itu menyatakan, tim itu bertanggung jawab untuk mencegah rahasia industri dalam negeri bocor di luar negeri dan mengumpulkan informasi di dalam negeri maupun luar negeri yang dianggap sensitif pada keamanan nasional.
NIS merombak struktur organisasinya pada musim gugur 2009 dan memindahkan agen yang bertugas memata-matai Korut dengan tugas baru yaitu mengumpulkan informasi industrial dan keilmuan sensitif serta operasi khusus lainnya. Peran tim intelijen industrial diperkuat karena Korea semakin menjadi target mata-mata korporasi.
Aksi pembobolan NIS pada Rabu 16 Februari tersebut mendapat kritik dari pejabat pemerintah karena pembicaraan dengan Indonesia tentang penjualan senjata dengan delegasi Indonesia pimpinan Hatta Rajasa berjalan dengan baik. Mereka menyesalkan intervensi dari NIS.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Triyono Wibowo menyatakan, permasalahan hilangnya laptop delegasi Indonesia di Korea Selatan sudah selesai lantaran data yang hilang, jika ada, bukanlah data rahasia. Triyono menganggap, gencarnya media di Korea Selatan yang memberitakan kasus hilangnya laptop delegasi Indonesia cuma spekulasi saja. "Itu spekulasi saja," ujarnya di Istana Bogor, hari ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar