Minggu, 20 Maret 2011

PM India Bantah Skandal Suap Bocoran WikiLeaks

NEW DELHI (Berita SuaraMedia) – Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan tidak ada anggota parlemen atau pejabat pemerintahan India yang menerima suap karena tidak akan lolos dari mosi tidak percaya pada tahun 2008. Sebuah kawat diplomatik yang dirilis WikiLeaks menyebutkan bahwa ada seorang staf partai yang menunjukkan sejumlah wadah berisi uang kepada seorang pejabat kedutaan AS yang akan dipergunakan untuk menyuap para anggota parlemen menjelang pelaksanaan voting.
Singh mengklaim bahwa kebenaran kawat-kawat diplomatik tersebut diragukan.
Bocoran informasi tersebut semakin menambah tekanan terhadap Singh yang sudah dibelit serangkaian skandal korupsi.
Voting tersebut dilakukan setelah para sekutu sayap kiri pemerintah menarik dukungan mereka terkait kesepakatan nuklir kontroversial India dengan Amerika Serikat.
Tapi, Partai Kongres mampu unggul tipis dalam pemilihan meski mendapatkan perlawanan yang kuat.
Bocoran kawat yang dilaporkan surat kabar The Hindu tersebut memicu kegemparan dalam parlemen India. Partai-partai oposisi mengatakan bahwa Kongres telah "membuat malu negara" dan mendesak agar sang perdana menteri mengundurkan diri.
Singh mengatakan kepada parlemen, "Tidak ada satu pun anggota Partai Kongres atau pemerintah yang terlibat tindakan melanggar hukum pada saat mosi tidak percaya."
Ia menambahkan, sebuah komite parlemen telah dibentuk untuk menyelidiki dugaan pembelian suara pada tahun 2008 dan telah "menyimpulkan bahwa bukti yang ada tidak cukup kuat untuk menarik kesimpulan."
Singh mengklaim bahwa rakyat memilih partainya sebagai pemenang pemilihan umum tahun 2009 meski partai-partai oposisi "terus mengulangi tuduhan penyuapan dalam mosi tidak percaya."
Sang perdana menteri mengkritik isi kawat diplomatik tersebut dan meragukan kebenarannya.
"Amat disayangkan bahwa informasi yang spekulatif, belum diteliti kebenarannya, dan tidak dapat dibuktikan dimanfaatkan kubu oposisi untuk membangkitkan kembali tudingan-tudingan lama yang sudah pernah dibantah keras," kata Singh.
Sebelumnya, dalam sebuah pertemuan pribadi yang diorganisasi India Today, Singh mengaku "tidak tahu-menahu mengenai pembelian suara" yang dilakukan menjelang pemilihan umum.
"Saya tidak pernah memberikan wewenang kepada siapa pun untuk membeli suara. Sepengetahuan saya, tidak ada tindakan pembelian suara. Saya sama sekali tidak terlibat," kata Singh.
Kawat yang ditulis diplomat AS Steven White tersebut menyebutkan bahwa ia bertemu dengan Nachiketa Kapur, seorang ajudan pemimpin senior Kongres, Satish Sharma.
Menurut kawat itu, Kapur mengatakan kepada sang pegawai kedutaan, "Uang sama sekali bukan masalah, yang penting adalah meastikan agar semua orang yang mendapat uang akan memilih pemerintah."
Pegawai kedutaan tersebut mengaku dipameri "dua peti berisi uang tunai dan diberi tahu bahwa ada sekitar $25 juta yang terdapat di sekitar rumah untuk dipergunakan sebagai uang suap."
Kapur membantah laporan itu. "Saya membantah keras fitnah keji  ini. Sama sekali tidak ada uang tunai untuk diberikan," katanya.
Satish Sharma mengatakan kepada sebuah saluran berita bahwa dirinya bahkan tidak punya ajudan bernama Nachiketa Kapur.
Sharma disebut sebagai orang dekat mantan Perdana Menteri Rajiv Gandhi dan dianggap sebagai kawan dekat keluarga (ketua Partai Kongres) Sonia Gandhi.
Kawat itu menyebutkan, Kapur juga mengklaim bahwa para anggota parlemen dari Partai Rashtriya Lok Dal (RLD) dibayar masing-masing 100 juta rupee untuk memastikan agar mereka memilih "dengan cara yang benar." (dn/bc)

0 komentar:

Posting Komentar