Minggu, 14 Agustus 2011

Jadi Tren, Perekrutan Usia Ilegal Militer Israe


TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Pada usia 74 tahun, Doron Baruch memiliki cucu 14 tahun dan seorang cicit Baruch Hashem, tetapi hal ini bukan berarti mencegah kakek tersebut dalam tugas satuan cadangan di IDF tiga kali dalam setahun. Kehadirannya menarik perhatian pada upacara penghargaan Senin untuk pasukan luar biasa IDF.
Peristiwa sederhana tersebut diadakan di rumah presiden di Yerusalem. Kasus Doron, ia melayani Komando Pusat IDF, ditempatkan sepanjang Garis Hijau, memegang peringkat kolonel. Mereka yang bertugas dengan pria tersebut bersikeras bahwa usianya bukanlah sebuah kelemahan, berkeras bahwa ia selalu mendorong tentara-tentara yang lebih muda disamping berkontribusi sebanyak mungkin.
Tugas pelayanan yang unik tersebut dibentuk pada 2001, terbentuk sekitar 300 relawan, kebanyakan melewati usia tugas pengabdian pokok. Unit komando tersebut adalah Letnan Kolonel Yimini Kahn, 57 tahun.
Schrage Lerner, 63 tahun, seorang kakek dengan empat cucu tersebut, baru-baru ini berhadapan dengan kanker prostat tetapi hal ini tidak mencegahnya untuk bertugas. "Mereka tidak ingin mengijinkan saya untuk bertugas" ia menjelaskan, "tetapi saya mengirim sebuah surat dan mengatakan jika Olmert dapat bertugas sebagai perdana menteri dengan kanker prostat, tidak ada alasan saya tidak dapat bertugas dalam satuan".
Semangat kakek Israel dalam melayani negaranya dengan bergabung dalam satuan IDF patut diacungi jempol, tetapi lain halnya jika anak-anak yang direkrut masuk dalam satuan IDF. Perekrutan anak dalam IDF merupakan sebuah masalah sosial yang serius yang harus dibicarakan dengan cepat, sebuah laporan dirilis pada Kamis oleh sebuah organisasi nonprofit menunjukkan.
Laporan tersebut, "Perekrutan Anak di Israel," menyelidiki cara-cara berbeda dimana anak-anak berumur di bawah 18 tahun ikut berpartisipasi dalam angkatan darat. Penyelidikan tersebut dilakukan oleh New Profile, sebuah organisasi Israel yang menentang layanan wajib militer dan dampaknya pada masyarakat.
"Masalah ini telah diangkat di dunia dan hanya masalah waktu bahwa masalah ini diangkat di Israel," Sergey Sandler mengatakan, satu dari tiga penulis laporan tersebut. "Kami berharap akan menuntun pada debat publik."
Menurut Sandler, melibatkan anak-anak Israel dalam aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan angkatan darat sebelum usia legal 18 tahun merupakan lazim diseluruh masyarakat Israel, termasuk dalam sistem pendidikan. Ia menambahkan bahwa merekrut anak-anak di bawah umur 15 tahun dianggap sebuah kejahatan oleh Mahkamah Peradilan Internasional.
"Mereka dianggap bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan dari usia 18 tahun, tetapi persenjataan dan kemungkinan untuk terluka pada usia 16 tahun," Sandler mengatakan.
Neta Rotem yang juga menulis laporan tersebut, menyebutkan sebagai sebuah contoh yang melatih untuk Gadna, parlementer batalion pemuda, yang ditempatkan di bawah pengawasan dari komando-komando angkatan darat.
"Ini merupakan sebuah kemah musim panas dan mereka belajar apa yang tentara lakukan, bagaimana menggeledah rumah-rumah, dan bekerja dalam pos pemeriksaan," Rotem mengatakan. "Tetapi ini benar-benar perekrutan. Ini merupakan pelatihan untuk angkatan darat."
Perekrutan tersebut bukan hanya merekrut anak di bawah umur dari satu golongan saja. Para pemuda dari komunitas Druze terus meninggi mencapai angka tertinggi dari pendaftaran IDF di negara Yahudi. Pada 2008, lebih dari 859 anak muda Druze, atau 83 persen pria yang pantas dipilih, terdaftar untuk bertugas melayani angkatan darat.
"Kampung global dimana kita tinggal sekarang menghubungkan pemuda Druze dengan pemuda Yahudi, akan terdapat sebuah perbedaaan yang kabur antara dua agama dan perbedaan sosial antara mereka akan menghilang," ia memperkirakan.
Pemerintahan juga merasa senang dengan jumlah pendaftaran diantara minoritas yang tidak diharuskan oleh hukum untuk mendaftar, termasuk kaum Bedounis, Arab Kristen dan Arab Muslim.
Pada 2008, sekitar 370 anggota dari minoritas menjadi relawan untuk IDF – sebuah peningkatan yang tajam 62 persen dari jumlah tahun 2007. Pada gelombang perekrutan baru-baru ini, 150 minoritas muda menjadi sukarelawan. (ppt/ywn/du/anna)

0 komentar:

Posting Komentar