Sabtu, 22 Januari 2011

Jadikan Bom Atom Lelucon, BBC Menuai Hujatan Jepang


LONDON (Berita SuaraMedia) – Stasiun televisi BBC menjadi penyebab ketegangan diplomatik. Gara-garanya adalah sebuah episode tayangan kuis komedi, QI, yang membuat Kedutaan Besar Jepang melayangkan protes resmi. Tokyo mengatakan bahwa program yang dipandu Stephen Fry tersebut telah menghina seorang pria yang selamat dari dua ledakan bom atom yang memungkasi Perang Dunia II.
Para panelis dan penonton di studio tampak tertawa dan bercanda mengenai pengalaman Tsutomu Yamaguchi, yang dalam program itu disebut sebagai "pria paling tidak beruntung di dunia."
BBC dianggap tidak sensitif karena tayangan itu. Pihak keluarga Yamaguchi mengatakan bahwa mereka tidak bisa memaafkan tayangan itu.
Tsutomu Yamaguchi, seorang pengusaha, dinyatakan oleh pemerintah Jepang sebagai satu-satunya orang yang selamat dari pengeboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki tiga hari kemudian. Menurut data, ada 200.000 orang warga Jepang yang tewas akibat pengeboman-pengeboman itu.
Dua ledakan itu mempercepat penyerahan diri Jepang dan diakhirinya perang, menghindarkan kebutuhan kampanye tanah yang bisa menelan puluhan ribu nyawa dari pihak Sekutu dan Jepang.
Yamaguchi yang tahun lalu meninggal dunia di usia 93 tahun, menderita luka bakar hebat setelah serangan bom pertama, namun keesokan harinya ia mampu naik kereta menuju kediamannya di Nagasaki.
Dalam episode QI tersebut, yang pertamanya disiarkan sesaat sebelum Natal, sejumlah komedian seperti Alan Davies dan Rob Brydon bercanda mengenai kisah Yamaguchi.
Saat diminta menjabarkan hubungan pria itu dan serangan nuklir, Davies mengatakan, "Bom mendarat di atasnya, namun (bom itu) mental."
Saat Fry bertanya apakah pria itu beruntung atau justru tidak beruntung, Brydon mengatakan, "Tak peduli gelasnya penuh atau berisi setengah, jangan diminum jika isinya radioaktif."
Davies menimpali, "Aku beri tahu, dia (Yamaguchi) tidak pernah lagi naik kereta."
Namun, candaan tersebut terlalu menyinggung para pemirsa Jepang. Salah satunya menghubungi para staf diplomatik di London, sementara yang lainnya mengirim email kepada acara itu. Para pejabat kedutaan meninjau kembali rekaman tayangan dan mengirimkan surat protes kepada BBC dan pihak produsen, Talkback Thames.
Seorang sumber di kedutaan mengatakan bahwa meski pihaknya mengakui bahwa sebagian besar gurauan itu mengenai layanan kereta api di Inggris yang dibandingkan dengan kereta api Jepang yang terus berjalan setelah serangan pertama, gurauan itu masih tetap tidak pantas dan tidak sensitif karena menyangkut pengalaman hidup Yamaguchi.
Sumber itu menambahkan, pihak kedutaan kemudian menyatakan bahwa ledakam bom-bom atom itu menimbulkan bekas mendalam bagi Jepang.
Putri Yamaguchi, Toshiko Yamasaki, 62, mengatakan dirinya tidak bisa memaafkan tayangan itu "karena (tayangan itu) merendahkan pengalaman ayah saya."
Seorang produser QI kemudian mengatakan, "Kami amat menyesalkan jika (tayangan) itu menyinggung dan meremehkan sensitivitas masalah ini terhadap para pemirsa Jepang."
BBC kemudian meminta maaf atas segala ketersinggungan yang diakibatkan dan mengatakan bahwa pihaknya akan menulis surat kepada Kedutaan Jepang. (dn/dm) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar