Sabtu, 22 Januari 2011

"Underachiever", Anak Dengan Bakat Luar Biasa yang Tertutupi


Menurut dr Sylvia Rimm, Profesor di Case Western Reserve University School of Medicine, Amerika Serikat, anak dengan keterbelakangan atau underachiever kemungkinan adalah anak yang kreatif, sangat verbal, dan memiliki kemampuan matematis yang sangat tinggi. Meskipun begitu, dengan bakat yang dia dimiliki, anak yang tergolong underachiever tidak sesukses anak-anak lain di sekolahnya. Rimm, psikolog dan penulis buku laris See Jane Win itu, mengatakan bahwa underachievement dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kegagalan untuk menampilkan tingkah laku atau prestasi sesuai usia atau bakat yang dimiliki anak. Menurut Rimm, dengan kata lain, potensi si anak tidak terpenuhi (unfulfilled potentials).
Memperkuat pandangan Rimm, menurut Montgomery seperti dalam jurnal Westminster Institute of Education, seorang anak dapat dikatakan underfunctioning bila memiliki lima dari indikator yang ada di bawah ini, yaitu:
1. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian dalam tugas-tugas sekolah
2. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian pada mata pelajaran tertentu
3. Adanya ketidakcocokan antara kemampuan dan pencapaian karena kemampuan yang dimiliki ternyata lebih tinggi
4. Konsentrasi yang kurang
5. Suka melamun atau mengkhayal di dalam kelas
6. Terlalu banyak melawak di dalam kelas
7. Selalu mempunyai strategi untuk menghindari pengerjaan tugas sekolah
8. Kemampuan belajar yang rendah
9. Kebiasaan belajar yang tidak baik
10. Sering menghindar dan tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah
11. Menolak untuk menuliskan apa pun
12. Terlalu banyak aktivitas dan gelisah atau tidak bisa diam
13. Terlalu kasar dan agresif atau terlalu submisif dan kaku dalam bergaul
14. Adanya ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan sosial dengan teman sebaya
15. Adanya ketidakmampuan untuk menghadapi kegagalan
16. Adanya ketakutan dan menghindar dari kesuksesan
17. Kurang mampu untuk menggali pengetahuan yang dalam tentang diri dan orang lain
18. Kemampuan berbahasa yang rendah
19. Terus berbicara dan selalu menghindar untuk mengerjakan sesuatu
20. Merupakan bagian dari kelompok minoritas
Kita sering keliru membedakan antara anak 'hiperaktif' dengan anak 'dinamis-berbakat' atau anak gifted. Menurut Dr. Conny Semiawan, hiperaktif berkaitan dengan koordinasi alat sensoris. Anak hiperaktif tidak suka duduk diam, suka berlari kesana-kemari tanpa tujuan dan banyak bertanya tetapi tidak berkonsentrasi pada jawaban. Sedangkan anak gifted suka banyak bertanya dan berkonsentrasi menunggu jawaban yang masuk akal. Jika berlari kesana-kemari selalu ada tujuan tertentu dan jika menemukan sesuatu yang menarik dikerjakan atau ditonton, ia akan diam dan memperhatikan. Karena anak gifted selalu ingin segalanya cepat terlaksana, maka ia terlihat seperti anak 'hiperaktif'.

Anak kreatif memiliki gagasan luas, imajinatif dan selalu ingin belajar sesuatu yang baru. Tidak cuma pandai dalam satu-dua bidang tetapi rata-rata pada semua bidang. Mempunyai intelligence cuotient (IQ) minimal 130 dan creative cuotient (CQ) minimal 250. Terkadang tidak puas dengan jawaban suatu persoalan dan terus berusaha mencari jawaban yang lain.

Terkadang anak ber IQ dan CQ tingi terlihat tidak pandai di kelasnya, bahkan sudah puas dengan perolehan nilai 6. Kenapa bisa demikian? Karena minatnya diabaikan oleh guru dan orang tuanya. Akhirnya ia menjadi anak underachiever, berbuat nakal dan dicap sebagai pengacau kelas. Karena itu, anak gifted perlu dibimbing dan dididik dengan benar dan berkelanjutan.

Untuk meningkatkan kreativitas anak sejak di Taman Kanak diberikan kegiatan kreatif, seperti main musik, menyanyi, olah raga, menari, dan sebagainya. Guru dan orang tua harus menghargai bakat dan minat anak. Segala yang ingin diketahui anak jangan diabaikan dan dibebaskan mengembangkan kreativitasnya.

Untuk mengembangkan kretaivitas anak usia sekolah dasar, Dr. David George menyarankan beberapa kegiatan kretaif yang dapat dilakukan di waktu senggang di rumah, antara lain: (a) Main catur untuk melatih logika; (b) Main scrabble dengan memakai kosakata; (c) Membuat rencana perjalanan dan menyebutkan masalah yang mungkin akan terjadi. Anak diminta memecahkan masalahnya; (d) Mengisi teka-teki silang (TTS); (e) Mendiskusikan acara TV yang menarik. (fn/km/id) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar