Minggu, 12 Desember 2010

Chavez Relakan Istana Presiden Untuk Korban Badai

CARACAS (Berita SuaraMedia) – Presiden Venezuela, Hugo Chavez mengatakan bahwa dirinya akan menjalankan pemerintahannya dari sebuah tenda yang dihadiahkan pemimpin Libya Muammar Gaddafi. Hal itu dilakukan agar Chavez bisa memberikan ruangan yang ada di istana kepresidenan untuk ditempati lebih banyak lagi korban bencana badai yang tidak punya tempat tinggal.
Chavez mengemukakan gagasan pemindahan kantornya ke tenda pada hari Jumat (10/12). Dalam acara televisi pemerintah, ia memerintahkan para asistennya, "Dirikan tenda yang dihadiahkan Gaddafi kepadaku."
Chavez mengatakan, tenda itu bisa didirikan di taman di Istana Miraflores. Ia menambahkan, "Dirikan tenda itu untukku karena aku akan pindah ke tenda itu."
Sang presiden telah menerima 26 keluarga yang kehilangan rumah mereka akibat badai dan hujan deras baru-baru ini. Chavez menempatkan mereka di ruang sayap pengawal kepresidenan.
Dalam sebuah kunjungan ke tempat penampungan korban bencana, Chavez memerintahkan para ajudannya agar mulai mempersiapkan salah satu kantor di istana kepresidenan untuk tempat menampung para pengungsi.
"Kita bisa meletakkan beberapa tempat tidur di sana, di sana juga ada kamar mandi," katanya.
Chavez mengawasi proses pemberian bantuan setelah terjadi bencana banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan 38 orang tewas dan membuat ribuan orang lainnya kehilangan tempat tinggal.
Gaddafi menggunakan salah satu tenda Badui miliknya saat berkunjung ke Venezuela tahun lalu untuk menghadiri sebuah konferensi. Ia mendirikan tendanya di dekat kolam renang hotel dan menerima Chavez serta tamu-tamu lainnya di sana.
Sementara itu, pada hari Jumat, Presiden Hugo Chavez mengatakan akan meminta para sekutunya di parlemen untuk kembali memberikan kekuasaan khusus kepada dirinya untuk menetapkan hukum melalui dekrit presiden.
Chavez mengaku membutuhkannya hal itu untuk keempat kalinya sejak ia berkuasa demi meloloskan peraturan khusus di banyak bidang, termasuk perumahan, penggunaan tanah, serta perbankan.
"Tidak ada waktu lagi yang bisa dibuang," kata Chavez di hadapan televisi pemerintahan. Ia merujuk pada upaya darurat pemerintah untuk membantu ribuan orang yang kehilangan rumah akibat bencana banjir dan longsor yang mematikan.
Chavez menyampaikan permintaan tersebut sesaat sebelum pendirian Majelis Nasional yang baru pada 5 Januari mendatang. Dalam Majelis Nasional yang baru, lebih banyak bercokol perwakilan oposisi, hal itu akan mencegah Chavez mendapatkan dua pertiga suara mayoritas yang dibutuhkannya untuk mendapatkan kekuasaan dekrit semacam itu.
Nyaris 12 tahun berkuasa, pemimpin kiri tersebut mendapatkan kekuasaan dekrit sementara tiga kali oleh parlemen, masing-masing pada 1999, 2001, dan 2007.
Terakhir kali, Chavez mendapat kekuasaan legislatif khusus selama 18 bulan dan menggunakannya untuk mengambil alih ladang-ladang minyak yang dikelola swasta, menerapkan pajak baru, serta melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan telekomunikasi, listrik, dan semen.
Masih belum jelas berapa lama dekrit kali ini berlaku, tapi hal itu bisa memungkinkan Chavez meloloskan undang-undang selama berbulan-bulan tanpa mendapat persetujuan dari kongres.
Majelis Nasional Venezuela didominasi para pendukung Chavez sejak kubu oposisi memboikot pemilu tahun 2005. Oposisi mampu mendapatkan lebih banyak kekuasaan pada pemilihan September lalu. Mulai Januari depan, Chavez akan berhadapan dengan 66 lawan di antara 165 anggota dewan. (dn/ap) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar