Jumat, 24 Desember 2010

Langkah Bijak Cegah Lubang Pada Gigi Anak

Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan paling lazim. Meski banyak diderita anak-anak, namun gigi berlubang adalah  masalah seumur hidup bagi banyak orang. Apa saja faktor penyebab gigi berlubang? Musuh terbesar bagi gigi adalah makanan yang mengandung gula dan zat pati, seperti karbohidrat. Bakteri dalam mulut akan mengubah sebagian gula dan karbohidrat yang kita makan menjadi asam. Bakteri dan asam yang dibentuknya menjadi endapan lengket, disebut plak gigi, yang menempel pada permukaan gigi.
Asam yang merusak dan terbentuk dalam plak menyerang mineral pada permukaan luar email gigi. Erosi yang ditimbulkan plak akan menciptakan lubang-lubang kecil pada permukaan email.
Kebanyakan orang mengira permen manis sebagai perusak utama gigi, padahal minuman berkarbonasi yang manis, seperti cola, lebih berbahaya karena karbonasi akan meningkatkan produksi asam dalam mulut. Beberapa studi juga menunjukkan minuman olahraga (sport drink) akan merusak enamel gigi karena kandungan gulanya.
Untuk mencegahnya, lakukan langkah berikut: - Kurangi konsumsi makanan manis, termasuk juga soft drinks dan sport drinks.
- Jangan terlalu sering ngemil karena akan meningkatkan kadar asam dalam mulut meningkat.
- Bila Anda sangat ingin makan sesuatu yang manis, pilihlah permen karet yang tak mengandung gula. Mengunyah akan meningkatkan produksi air liur yang secara alami membersihkan mulut dan menetralisir keasaman.
- Sikat gigi Anda dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur.
- Kunjungi dokter gigi Anda setiap 6 bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan dan membersihkan tumpukan plak.
Memang hampir semua anak-anak menyukai makanan manis. Sebagian besar orangtua membiarkan anak mengonsumsi makanan manis itu walau sebenarnya berbahaya untuk gigi karena bisa menyebabkan gigi berlubang (karies). Gula dan karbohidrat yang dimakan merupakan makanan yang disukai bakteri.

Terjadinya lubang pada gigi membutuhkan waktu 1-2 tahun, sedangkan pada gigi susu bisa lebih singkat. Menurut penelitian hampir separuh dari anak Amerika mengalami gigi berlubang pada usia kira-kira 4 tahun, bahkan ada yang jauh sebelumnya.

Kebanyakan gigi berlubang ditemukan saat pemeriksaan gigi. Gigi berlubang yang ditemukan dan dirawat secara dini bisa mengurangi rasa sakit, menghemat biaya dan yang terpenting menyelamatkan gigi.

Meski informasi mengenai kesehatan gigi sudah banyak disebar, nyatanya masih banyak orangtua yang mengabaikan kesehatan gigi balitanya. Masih banyak di antara mereka yang berpikir, gigi susu si anak belum permanen sehingga nanti gigi akan tanggal diganti dengan gigi tetap.

Menurut drg. Melanie Sadono Djamil, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta, kondisi gigi susu sangat berpengaruh pada gigi tetap seorang anak. "Gigi susu juga bisa infeksi dan memengaruhi benih gigi tetapnya," paparnya.

Karies gigi yang tidak mendapat penanganan juga berdampak serius. "Gigi berlubang bisa menyebabkan rasa nyeri. Akibatnya anak jadi malas mengunyah dan menelan, lama-lama dia jadi tidak makan dan asupan nutrisinya berkurang. Anak bisa kurang gizi," kata Melanie.

Pada anak yang lebih besar, sakit gigi bisa menurunkan tingkat produktivitas. Mereka malas beraktivitas. Kegiatan makan, belajar, bekerja, dan tidur pun terganggu. Dari segi estetika pun, gigi yang ompong atau cacat bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri. Akibatnya, anak tidak mau bergaul karena khawatir diledek temannya.

"Setiap ada gigi yang bolong, sebaiknya segera ditambal. Penambalan akan menghentikan kontak dengan bagian luar sehingga bakteri tidak mendapat makanan. Gigi juga akan dibersihkan," kata dekan FKG Trisakti ini.

Kejadian lubang pada gigi sebenarnya bisa dicegah dengan tindakan sederhana seperti menyikat gigi. "Tindakan menyikat gigi akan mengurangi angka karies gigi hingga 50 persen," katanya.

Selain itu, makanan manis dan lengket sebaiknya dikurangi karena lebih sulit dibersihkan. Biasakan anak untuk membersihkan giginya setelah mengonsumsi makanan dan minuman manis. "Paling tidak berkumur dengan air putih, termasuk setelah anak minum susu. Bila anak sudah terlanjur tidur, berikan botol yang diisi air setelah anak minum susu dari botolnya," katanya. (fn/k2m) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar