Minggu, 12 Desember 2010

FBI Menyesal Hubungkan Sikh dan Terorisme

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Direktur FBI, Robert S. Mueller menyampaikan permohonan maaf kepada sebuah organisasi pembela hak sipil dan advokasi Sikh Amerika atas pernyataan yang menghubungkan pemeluk Sikh di Amerika dengan terorisme dalam sebuah konferensi intelijen di bulan Oktober lalu. Permintaan maaf tersebut dilakukan menanggapi sebuah surat kecaman dari Yayasan Pendidikan dan Pembelaan Sikh Amerika (SALDEF) terkait sebuah laporan di Washington Times mengenai pernyataan Mueller.
"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf dan memberikan penjelasan atas segala bentuk kesalahpahaman yang mungkin diakibatkan oleh pemberitaan surat kabar ini," demikian isi surat dari kantornya.
"Pernyataan yang dikutip dimaksudkan untuk mempertegas kembali pertanggungjawaban dan komitmen FBI untuk menghentikan dan menyelidiki aktivitas serta ancaman teroris. Saya bisa memastikan kepada kalian bahwa hal itu bukan dimaksudkan untuk menyudutkan orang-orang tertentu, termasuk Sikh Amerika."
Menyinggung kerja sama SALDEF dengan FBI, surat itu menyatakan, "FBI dan kalian, mewakili kaum Sikh Amerika dan berbagai komunitas di seluruh negeri, bekerja sama dan mengembangkan dialog berkelanjutan yang menyentuh berbagai isu kepentingan bersama."
"Ini termasuk pelatihan kepekaan budaya kepada para agen dan staf profesional, memberikan kesadaran kepada kita semua mengenai perjuangan dan kekhawatiran yang kalian hadapi terkait kejahatan kebencian dan kesalahpahaman mengenai keyakinan kalian."
Puas dengan surat Mueller, salah satu Direktur Eksekutif SALDEF, Jasjit Singh, menyatakan, "Kami mengumumkan dengan lega bahwa FBI telah menjawab permasalahan ini dengan segera. Akan tetapi, hal ini menandakan diperlukannya dialog lebih mendalam dengan biro tersebut."
2007 lalu, FBI mengungkapkan keinginan merekrut para pemuda Sikh di AS yang menguasai bahasa Punjabi. Hal itu diungkapkan dalam forum SALDEF, Yayasan Sikh Virginia (SFV), serta para pejabat FBI.
Komunitas Sikh mendesak FBI meningkatkan perekrutan anggoa Sikh.
Para perwakilan FBI mengatakan kepada SALDEF bahwa anak muda dan profesional muda Sikh, termasuk mereka yang menguasai kemampuan berbahasa Punjabi, amat diinginkan FBI.
"SALDEF bekerja sama dengan FBI dan lembaga pemerintahan lainnya seperti Departemen Keamanan untuk mendorong upaya perekrutan aktif dalam komunitas Sikh Amerika," kata Kayneet Singh, yang kala itu menjabat direktur pengelola SALDEF.
"Kami mendorong para pemeluk Sikh di negara ini agar bekerja sama dengan SALDEF untuk mengorganisasi kejadian-kejadian serupa di masyarakat sekitar mereka untuk mengetahui peluang dalam lembaga pemerintahan," kata Singh.
Kaum Sikh Amerika Oktober lalu tidak sedikit pun percaya dengan penjelasan Gedung Putih yang menyebut pembatalan kunjungan Presiden Barack Obama ke Kuil Emas di Amritsar dalam kunjungan sang presiden ke India dikarenakan ketiadaan waktu.
"Komunitas (Sikh) jelas merasa diabaikan oleh presiden," kata Sapreet Kaur, direktur eksekutif Koalisi Sikh saat Gedung Putih pada hari Rabu waktu setempat membenarkan bahwa Obama tidak akan mampir ke situs tersuci Sikh sebagaimana dilansir New York Times.
"India adalah sebuah negara besar, dan kami tidak mungkin melakukan agenda sebanyak yang kami inginkan," kata Ben Rhodes, deputi penasihat keamanan nasional kepada para wartawan.
Ia membantah kabar yang menyebut pembatalan kunjungan Obama ke Kuil Emas karena presiden kulit hitam pertama AS tersebut akan diharuskan menutup kepala saat masuk ke bangunan itu, dan foto-foto Obama dengan mengenakan penutup kepala bisa kembali mengobarkan isu bahwa dirinya seorang Muslim. (dn/nk/ht/sm) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar