Jumat, 10 Desember 2010

Pusat Islam Berlin Dihajar Serangan Molotov

BERLIN (Berita SuaraMedia) – Sebuah Islamic Center di Berlin dilempar bom api pada hari Kamis (9/12), satu dari setengah lusin serangan pembakaran terhadap lembaga Islam di kota itu tahun ini, mendorong para pemimpin Muslim untuk meminta perlindungan polisi terhadap semua Masjid di Jerman. Seorang pria tak dikenal melemparkan bom Molotov ke pusat budaya komunitas Muslim di kawasan Tempelhof, Berlin, pada Kamis dini hari, ujar juru bicara polisi Thomas Neuendorf.
Sekretaris jenderal Dewan Pusat Muslim, salah satu organisasi Muslim terdepan di negara itu, mengecam serangan tersebut.
"Kami meminta perlindungan polisi bagi semua tempat ibadah Muslim di Jerman dan mengharapkan politisi kita untuk bereaksi dengan tepat," ujar Nurhan Soykan
Neuendorf mengatakan bom Molotov itu membuat bagian depan gedung menyala, tapi apinya padam sebelum pihak yang berwenang tiba. Tidak ada yang terluka, tapi kepolisian tindak pidana negara bagian tengah menyelidiki dan sebuah unit khusus dibentuk untuk menyelidiki insiden itu, serta sejumlah serangan di masa lalu.
Masjid Sehitlik, yang terbesar di Berlin, telah empat kali diserang tahun ini, dan Masjid Al Nur di lingkungan Neukoelln diserang satu kali. Tidak satupun dari serangan-serangan itu yang menimbulkan luka atau kerusakan serius.
Neuendorf mengatakan, "motif di balik serangan-serangan ini masih belum jelas."
Kepolisian Berlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terbaru itu bisa jadi merupakan bagian dari serangkaian serangan terhadap lembaga Muslim di kota tersebut. Mereka mengatakan seorang pria tak dikenal meninggalkan bukti yang mengisyaratkan bahwa itu adalah bagian dari satu rangkaian.
Polisi juga menyerukan pada komunitas Muslim untuk maju dan melaporkan serangan pembakaran apapun yang sebelumnya belum pernah dilaporkan.
Seorang anggota parlemen dengan oposisi Partai Hijau juga mengecam serangan pembakaran itu.
Volker Beck menyebut insiden itu sebagai hasil dari kampanye beberapa bulan ini yang menyisihkan Islam dan menyamakan imigran dengan orang-orang yang menolak integrasi.
Sebelumnya, komentar Thilo Sarrazin tentang kaum Muslim telah memicu kemarahan di Jerman dan di luar negeri, tapi memiliki pendengar di kalangan masyarakat umum. Retorikanya perlahan mendatangkan perubahan di Jerman, mengubahnya dari masyarakat toleran menjadi masyarakat yang didominasi oleh ketakutan dan Islamofobis.
"Kita menjadi semakin kurang pintar karena Muslim," ujar Sarrazin, yang mengkarakterkan kaum Muslim sebagai kelompok yang tidak mau berintegrasi, terasingkan, terbelakang, dan memproduksi banyak anak di Jerman. Sarrazin, dalam salah satu frase khasnya, mengatakan kaum Muslim harus "menghilang". (rin/msn/sp) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar