Jumat, 24 Desember 2010

Ilmuwan Temukan Spesies Manusia Misterius di Gua Siberia

SIBERIA (Berita SuaraMedia) - Para ilmuwan di Rusia mengatakan telah menemukan spesies manusia baru yang misterius yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Makhluk ini hidup bersama nenek moyang manusia modern 30 ribu tahun lalu. Bagaimana kehidupan mereka?

Manusia gua yang dikenal dengan nama Denisovans berhasil diidentifikasi dari DNA yang diambil dari gigi dan tulang jari yang ditemukan di gua Siberia.

Manusia kuno tersebut hidup di bumi pada Zaman Es terakhir, saat manusia modern mulai mengembangkan alat batu, perhiasaan dan hasil kesenian.

Penemuan tersebut menegaskan soal tiga anggota dari pohon keluarga manusia yaitu manusia modern, Denisovans dan Neanderthals. Tulang Denisovans itu milik seorang gadis muda yang dijuluki X-Woman.

Penemuan ini mengikuti penemuan kontroversial lain dari spesies baru bertubuh mungil yaitu Hobbit di Indonesia pada 2004. Denisovans secara fisik berbeda dari Neanderthals yang bertubuh lebih kekar ataupun manusia modern. Namun, mereka juga berjalan tegak dengan dua kaki.

Denisovans hidup pada saat nenek moyang manusia modern dan Neanderthals mulai memancing dan berburu, mengenakan perhiasan, membuat lukisan di gua dan membuat ukiran yang berasal dari hewan.

Meskipun begitu, spesies baru tersebut bersaudara lebih dekat dengan Neanderthals berdasarkan penemuan gambar yang rumit dari evolusi manusia dan migrasi ke luar Afrika, tempat yang diperkirakan asal keberadaan manusia.

“Kami tidak tahu alasan dengan pasti, namun penemuan DNA yang terawat baik ini merupakan sebuah keajaiban,” ujar Dr Richard Green dari University of California, Santa Cruz.

Berdasarkan permbandingan DNA dengan populasi manusia modern, ilmuwan menemukan bukti bahwa Denisovans berasal dari sekitar 30 ribu tahun lalu dan menyebar di Asia. Makhluk ini kawin dengan manusia kuno yang tinggal di Melanesia, kepulauan di timur laut Australia.

Ini dibuktikan dengan temuan bahwa orang-orang Melanesia memiliki 4-6% DNA Denisova.

David Reich dari fakultas kedokteran Harvard, yang juga melakukan kajian bersama Paabo mengatakan fakwa bahwa gen Denisova ditemukan di kawasan Melanesia menunjukkan bahwa penyebaran mereka sangat luas, mencakup seluruh Eurasia.

"Populasi mereka menyebar puluhan ribu kilometer," kata Reich. (ar/inl/tbn) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar