Minggu, 12 Desember 2010

Rahasia CIA Beber Perlindungan AS Untuk Nazi

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Para pejabat dinas intelijen AS ternyata berusaha melindungi Mykola Lebed, seorang kaki tangan Nazi asal Ukraina demi bisa memperoleh informasi. Berdasarkan dokumen CIA yang dibuka kerahasiaannya, terungkap bahwa intelijen AS berusaha mati-matian melindungi seorang pemimpin fasis Ukraina dan diduga merupakan kaki tangan Nazi setelah Perang Dunia II dan menempatkannya di sebuah kantor di New York untuk melancarkan perang diam-diam melawan Uni Soviet, demikian menurut laporan baru untuk Kongres AS.
Mykola Lebed memimpin sebuah gerakan bawah tanah untuk menjatuhkan Kremlin dan melakukan operasi gerilya untuk CIA pada Perang Dingin, demikian dinyatakan dalam laporan yang disusun oleh dua orang sarjana dengan pengawasan langsung dari Badan Arsip Nasional. Laporan itu diberikan kepada Kongres pada hari Kamis waktu setempat dan diunggah di internet.
Laporan itu menyebutkan, sepanjang Perang Dunia II, Lebed membantu mengomandani sebuah organisasi nasionalis Ukraina yang bekerja sama dengan Nazi untuk melenyapkan Yahudi dari Ukraina barat dan membantai ribuan warga Polandia.
Laporan baru tersebut membeberkan rincian upaya para agen intelijen AS pascaperang untuk menyembunyikan jejak Lebed dan mengabaikan masa lalunya.
"Bisa dikatakan bahwa semestinya CIA tidak boleh mendekati orang ini, mengingat masa lalunya," kata Norman JW Goda dari University of Florida, yang menulis laporan tersebut bersama dengan Richard Breitman dari American University in Washington.
Tapi, Goda mengatakan bahwa CIA justru menganggap hubungan itu amat berharga demi mendapatkan informasi dari dan ke Uni Soviet. Hal itu membuat "hubungan itu tidak bisa dikorbankan."
"Orang ini amat sangat berharga dan tetap demikian hingga sepanjang Perang Dingin," tambahnya.
Laporan bertajuk "Bayangan Hitler: Penjahat Perang Nazi, Intelijen AS, dan Perang Dingin" tersebut berisi banyak catatan rahasia yang diungkap CIA setelah dibujuk serta lebih dari 1 juta data intelijen digital yang sejak lama tidak dapat diakese.
Para penulis menyatakan, di antara data-data tersebut, ada informasi mengenai para pejabat dinas intelijen yang memanfaatkan dan melindungi para mantan anggota Nazi pada Perang Dingin dalam jumlah yang lebih besar dari yang sebelumnya diketahui.
Diungkapkan pula bahwa tidak ada badan intelijen Amerika Serikat yang membantu pengikut Nazi Adolf Eichmann melarikan diri dari Eropa setelah perang.
George Little, juru bicara CIA, pada hari Jumat (10/12) mengatakan, "CIA sama sekali tidak pernah memiliki kebijakan atau program untuk melindungi para penjahat perang Nazi atau membantu mereka menghindari hukum atas tindakan mereka dalam perang. (CIA) bekerja sama dengan Kantor Investigasi Khusus (OSI) Departemen Kehakiman selama berpuluh-puluh tahun."
OSI adalah unit pemburu Nazi dari Departemen Kehakiman AS.
Elizabeth Holtzman, seorang mantan anggota kongres Demokrat dari New York yang berjuang mengungkapkan data-data mengenai Nazi, menyambut laporan tersebut.
"Ini merupakan bagian yang sulit dan memalukan dalam sejarah Amerika," katanya.
"Hal ini tidak diketahui publik, dan saya rasa hal ini menandai keberanian pemerintah dan keberanian nasional untuk mengungkapkan kebenaran mengenai tindakan pemerintah yang sebenarnya serta melakukannya secara serius dan profesional," tambahnya.
Pemerintah AS merelokasi Lebed ke Kota New York pada 1949, hal yang menyelamatkannya dari pembunuhan. Melalui organisasi yang didanai CIA, Prolog, Lebed mengumpulkan data intelijen mengenai Uni Soviet hingga akhir 1960-an. Pada 1991, ia masih tetap dianggap sebagai aset penting CIA, demikian dinyatakan laporan itu.
Pada akhirnya, Lebed dicurigai para penyelidik federal sebagai penjahat perang, tapi ia tidak pernah diadili.
"Lebed tetap menjadi salah satu kontak tertua CIA hingga ia maut menjemputnya pada 1998," demikian disebutkan dokumen CIA lainnya.
Sebuah dokumen CIA yang dipergunakan dalam laporan itu dan didapat kantor berita Associated Press, Jumat, menyebutkan bahwa CIA mengetahui latar belakang Lebed dan khawatir ketahuan oleh OSI yang melakukan penyelidikan terhadap pemerintah Polandia mengenai Lebed.
Disebutkan pula bagaimana AS menggunakan tenaga para personel Gestapo, termasuk Rudolf Mildner, setelah perang. Milner menjadi pengawas keamanan di Denmark pada 1943.
"Kesediaan militer menggunakan jasa para anggota Gestapo untuk melawan komunis ternyata lebih jauh dibanding yang kita ketahui, bahkan jika tidak ada kasus yang besar seperti kasus Klaus Barbue," kata Breitman.
Barbie bekerja untuk intelijen AS setelah perang, ia akhirnya didakwa di Perancis karena peranananya dalam Holocaust.
Para pemburu Nazi dan anggota dewan telah sejak lama mempertanyakan keterlibatan pemerintah AS dengan para penjahat perang pada Perang Dingin. Kecurigaan tersebut dikonfirmasikan oleh para sarjana, jurnalis, dan penyelidik.
Antara tahun 1945 dan 1955 saja, ada lebih dari 500 ilmuwan dan ahli lainnya yang memiliki keterkaitan dengan Nazi yang dibawa ke AS dan berperan besar dalam berbagai bidang seperti pengembangan peluru kendali dan program luar angkasa. (dn/jp) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar