Minggu, 12 Desember 2010

Remaja Abadi Akibat Alkohol



drank250.jpgAlkohol tidak hanya berbahaya bagi pertumbuhan anak, tapi lebih dahsyat. Alkohol berbahaya bagi pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak yang terhambat akibat alkohol tidak bisa disembuhkan lagi. Demikian hasil sebuah penelitian diantara remaja. "Mabuk sampai koma" bahkan bisa mengakibatkan kerusakan otak. Minuman beralkohol harus dilarang bagi setiap orang dibawah 23 tahun.
Dokter anak Nico van de Lely banyak menghadapi kasus dimana pasien menderita dampak dari apa yang disebut "mabuk sampai koma". Jumlah anak-anak remaja yang dibawa ke rumah sakit karena mabuk sampai pingsan terus meningkat. Kalau dulu hanya sehari sekali, sekarang sampai dua anak per hari. Dokter van der Lely kemudian memutuskan untuk membuka poliklinik khusus. Ia juga memberikan penyluhan di sekolah-sekolah menengah. "Orang tua kurang memperhatikan bahaya dari minuman beralkohol", tegas sang dokter. "Kalau seorang anak sudah pernah mencicipi alkohol, maka langkah berikut adalah bermabuk-mabukan bersama teman-teman. Orang tua harus bisa melarang. Tidak ada jalan lain".

Dilema
Para orang tua yang mendengar penyuluhan dokter van der Lely di sebuah sekolah di Middelburg - Belanda selatan, nampak acuh-tak-acuh. Dalam prakteknya memang begitu. Perayaan malam tahun-baru di rumah sendiri misalnya, orang tua yang justru dengan bangga memberikan sebotol bir kepada putera remajanya. Atau segelas champagne kepada puteri remaja, untuk menyemarakan malam pergantian tahun.

Menurut orang tua itu , mereka mau mengajar bagaimana anak mereka boleh mencicipi minuman beralkohol secara bertanggung-jawab. Lagi pula, mana ada orang tua yang masih percaya bahwa anaknya bisa dilarang ? Dokter van de Lely tetap pada pendiriannya "Tidak ada remaja yang bisa membatasi diri kalau sudah ketagihan alkolhol. Penyebabnya adalah karena pertumbuhan otak mereka belum dewasa, belum sempurna. Slogan-slogan seperti : Kalau kamu tidak merokok sebelum 18 tahun, kami - maksudnya orang tua, yang membayar SIM kamu, tidak akan berfungsi. Orang tua harus tegas ! Larangan tidak bisa dikompromi".

Pingsan
Carla de Vries seorang ibu yang mendengar penyuluhan dokter van der Lely tambah bingung. "Apa yang harus saya lakukan ? Putera saya Lars berumur 14 tahun. Tahun lalu, tengah malam ia mabuk sampai pingsan ketika liburan bersama tema-temannya. Ia memang belum sampai koma, tapi apa bedanya ?"

Otak anak-anak remaja yang masih dalam proses pertumbuhan sangat peka terhadap kecanduan, tegas Jan Buitelaar guru besar psikiatri remaja di Nijmegen. "Menghirup sebatang rokok, atau minum segelas bir saja, membuat otak ber-reaksi. Bahayanya, rangsangan ini akan bisa membuat kita ketagihan".

Jaringan Otak
Itulah yang bisa merusak otak, tegas akhli syaraf dr Guus Smit. Bermiliar-miliar sel syaraf yang kecil dan peka di otak para remaja masih dalam proses pertumbuhan. Kalau jaringan syaraf tersebut sudah terjalin, barulah pertumbuhan otak yang bersangkutan, tuntas. Baru setelah itulah tingkah-laku seorang puber seperti misalnya mudah tersinggung, tidak terbisa membuat rencana atau gemar mengambil risiko, hilang. Alkohol meredam pertumbuhan jaringan syaraf di dalam otak. "Apa yang pernah rusak di otak tidak akan bisa disembuhkan lagi", tegas professor Guus Smit.

Minum berlebihan atau juga disebut mabuk sampai koma dalam sekejap menghentikan pertumbuhan otak yang masih muda. Dampaknya menurut dokter spesialis anak Nico van der Lely : "Anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan mengalami kerusakan otak, bentuk otak mereka lebih kecil dari anak-anak sebaya yang tidak minum alkohol. Masa depan mereka tidak begitu cerah karena kemampuan berpikir dan belajar mereka mengalami kerusakan".
Kata Kunci: alkohol, Guus Smit, kerusakan otak, Nico van der Lely, remaja

0 komentar:

Posting Komentar