Minggu, 12 Desember 2010

Paus Inginkan Muslim Turki Jauhi Uni Eropa

VATIKAN (Berita SuaraMedia) – Paus bertanggung jawab atas berkembangnya penentangan Vatikan terhadap masuknya Turki ke Uni Eropa, klaim kabel rahasia yang dikirimkan oleh kedutaan AS ke Tahta Suci di Roma. Pada tahun 2004, Kardinal Ratzinger, calon paus, berbicara menentang masuknya negara Muslim menjadi anggota, meskipun di saat yang sama Vatikan secara resmi bersikap netral mengenai masalah itu.
Menteri luar negeri Vatikan, Monsignor Pietro Parolin, menanggapi dengan memberitahu diplomat AS bahwa komentar Ratzinger adalah pendapat pribadi bukan sikap resmi Vatikan.
Kabel yang dirilis oleh WikiLeaks memperlihatkan bahwa Ratzinger adalah suara utama di balik dorongan gagal Tahta Suci untuk mengamankan referensi ke "akar Kristen" Eropa di dalam konstitusi Uni Eropa. Diplomat AS itu mencatat bahwa Ratzinger jelas memahami bahwa mengizinkan sebuah negara Muslim masuk ke Uni Eropa akan semakin melemahkan kasusnya untuk dasar-dasar Kristen Eropa.
Tapi di tahun 2006, Parolin bekerja untuk Ratzinger, sekarang Paus Benedict XVI, dan sikapnya telah berubah. "Baik paus maupun Vatikan tidak mendukung keanggotaan Uni Eropa Turki," ujarnya pada kuasa usaha Amerika, "alih-alih, Tahta Suci telah konsisten untuk terbuka terhadap aksesi, hanya menekankan bahwa Turki perlu memenuhi kriteria Kopenhagen Uni Eropa untuk mengambil tempatnya di Eropa."
Tapi dia tidak berharap bahwa permintaan dalam kebebasan beragama akan terpenuhi. "Salah satu ketakutan besar adalah bahwa Turki bisa masuk ke Uni Eropa tanpa membuat peningkatan yang dibutuhkan dalam kebebasan beragama. Parolin bersikukuh bahwa anggota UE dan AS terus menekan pemerintah Turki untuk masalah ini. Dia mengatakan bahwa itu adalah penuntutan terbuka, itu tidak bisa lebih buruk bagi komunitas Kristen di Turki."
Kabel itu mengungkapkan lobi pemerintah Amerika di Roma dan Ankara untuk keanggotaan Uni Eropa Turki. "Kami berharap seorang pejabat senior departemen bisa mengunjungi Tahta Suci dan mendorong mereka untuk berbuat lebih dalam mendorong sebuah pesan positif tentang Turki dan integrasi," bunyi kesimpulan kabel tahun 2006 itu.
Tapi di tahun 2009, duta besar Amerika memberikan penjelasan singkat sebelum kunjungan Presiden Barack Obama bahwa "Sikap Tahta Suci sekarang adalah bahwa sebagai anggota non-UE Vatikan tidak memiliki peran dalam mempromosikan atau memveto keanggotaan Turki. Vatikan mungkin memilih untuk melihat Turki mengembangkan keanggotaan semacam hubungan khusus dengan Uni Eropa."
Katolik Roma adalah satu-satunya agama di dunia dengan status negara berdaulat, mengizinkan pemuka agama paling senior paus untuk duduk di meja utama dengan para pemimpin dunia. Kabel itu mengungkapkan bahwa Vatikan rutin menggunakan pengaruhnya melalui salura diplomatik sembari terkadang membantah telah melakukannya. (rin/gd) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar