Lelucon Obama Muslim Tidaklah Lucu Bagi Media Arab
"Dalam menyetujui bahwa dia adalah seorang Muslim, Obama mengirimkan sebuah sinyal jelas bahwa dia berusaha untuk menemukan konsensus," ujar Borowitz dalam sebuah kolom yang dipasang di Huffington Post dan website The Borowitz Report minggu ini.
Baik Al Hayat, salah satu koran paling berpengaruh di Timur Tengah, dan Sabq, yang diduga dikendalikan oleh Kementerian Dalam Negeri Saudi, kelewatan lelucon itu.
"Obama tidak keberatan mengaku sebagai Muslim jika itu akan memuaskan Republik," bunyi kepala berita Al Hayat.
"Obama: ‘Saya siap mengumumkan bahwa saya seorang Muslim,’" bunyi laporan Sabq.
Keduanya mengulangi kutipan Borowitz dari Obama yang mengatakan, "Tempat kelahiran saya bisa, dan akan selalu bisa, dinegosiasikan."
"Hari ini Gedung Putih mengindikasikan bahwa presiden mungkin akan bersedia untuk bertemu dengan Partai Republik di tempat kelahirannya dan mengatakan bahwa dia lahir di tengah Samudera Atlantik," gurau Borowitz.
Terlepas dari Obama yang berulangkali mengatakan bahwa dirinya adalah penganut Kristen, karena ayahnya yang berasal dari Kenya adalah Muslim dan nama tengahnya adalah Hussein, banyak Muslim dan beberapa anggota Partai Republik yang mencurigai bahwa dia diam-diam adalah Muslim.
Sebuah studi yang memeriksa minat warga Amerika pada desas-desus bahwa Obama adalah Muslim memperlihatkan bahwa media mainstream – terutama televisi – masih mempengaruhi topik-topik yang melibatkan masyarakat.
Peneliti menemukan bahwa pencarian online tentang desas-desus Obama-Muslim meningkat pada hari-hari ketika topik itu banyak diliput di jaringan televisi nasional, dan pencariannya menurun di hari-hari ketika liputannya lebih sedikit.
Koran tidak memiliki efek sebesar televisi, mungkin karena kebanyakan artikel koran menepis desas-desus dengan efektif, membuat pencarian online jadi tidak perlu. (rin/ds/sm) www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar