Jumat, 10 Desember 2010

FBI Desak Penundaan Penyelidikan Surat Anthrax

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – FBI meminta Akademi Ilmuwan Nasional (NAS) menunda perilisan tinjauannya yang amat kontroversial, yakni investigasi selama tujuh tahun terhadap serangan surat anthrax tahun 2001 yang menewaskan lima orang dan membuat Amerika Serikat dilanda kepanikan. Seorang anggota kongres New Jersey menyebut permintaan itu "mengganggu" dan meminta FBI memberikan penjelasan.
Dalam surat yang dikirimkannya kepada Direktur FBI Robert Mueller, Kamis (9/12), perwakilan dari Partai Demokrat Rush Holt menyatakan bahwa FBI mungkin tengah berusaha mengendalikan atau menekan panel NAS agar mengambil kesimpulan yang sesuai dengan keinginan biro tersebut.
Holt, seorang ilmuwan dan ketua Panel Pengawas Intelijen Dewan, mengatakan bahwaakademi tersebut baru-baru ini berbagi laporan draf investigasi kasus "Amerithrax" dengan FBI. Sebuah tinjauan sains sempit yang diminta FBI pada tahun 2008 untuk mengakhiri kontroversi seputar temuan FBI yang menyatakan bahwa merasa tidak puas mendalangi serangan tersebut.
"Pekan ini, saya diberitahu oleh NAS bahwa FBI akan merilis tambahan 500 halaman dari materi investigasi yang sebelumnya belum diungkapkan dari investigasi Amerithrax hingga NAS," tulisnya.
Holt menambahkan, dirinya memahami "pembuangan dikumen tersebut relevan dengan tinjauan NAS. "Mengapa (dokumen-dokumen itu) sebelumnya tidak terungkap dan disembunyikan?" tulis Holt. Ia meminta agar bisa dipertemukan dengan direktur FBI.
Seorang juru bicara wanita FBI tidak secara langsung menanggapi permintaan komentar.
Penyelidikan FBI tersebut amat kontroversial karena – berdasarkan bukti tidak langsung – menyimpulkan bahwa penyelidik Angkatan Darat Bruce Ivins telah mengirimkan surat-surat yang menewaskan lima orang, membuat 17 orang lainnya jatuh sakit, serta melumpuhkan operasi pengiriman surat di berbagai bisnis dan kantor pemerintahan di seluruh penjuru negara, termasuk Gedung Capitol.
Ivins bunuh diri pada tahun 2008 dan tidak ada tuntutan kriminal yang dilayangkan terhadapnya.
Biro tersebut menemukan bahwa surat-surat itu dikirimkan pada musim gugur 2001 dari sebuah kotak surat di Princeton, New Jersey, di distrik kongresional Holt, dan dikirimkan kepada dua orang senator Partai Demokrat, yakni Tom Daschle dari Dakota Selatan, yang tidak lagi menjabat, dan Patrick Leahy dari Vermont, serta dua media di New York dan Florida.
Holt mencatat bahwa FBI "secara konsisten terus mengganggu dan mengacaukan kasus ini sejak dari awal," merujuk pada fokus awal terhadap ilmuwan Angkatan Darat AS Steven Hatfill yang melayangkan gugatan dan menuding biro tersebut memfitnah dirinya dan memenangkan uang ganti rugi $4,6 juta.
Temuan-temuan FBI didasarkan pada sidik jari genetis yang menyimpulkan bahwa virus anthrax yang dikirimkan lewat surat banyak terdapat kecocokan dengan laboratorium Ivins di Institut Penelitian Medis Penyakit Menular Angkatan Darat di Fort Detrick, Maryland.
Surat-surat anthrax tersebut dikirimkan kepada para anggota dewan dan kantor berita setelah peristiwa 11 September 2001.
Kasus anthrax tersebut menjadi salah satu investigasi yang paling mahal dan mengesalkan sepanjang sejarah AS, hingga pada 2008 diumumkan bahwa tersangka tunggalnya adalah Dr. Bruce Ivins yang bunuh diri setelah aparat bersiap mendakwanya.
Pihak berwenang hendak menutup kasus itu tahun lalu, tapi para pengacara pemerintahan memutuskan melakukan peninjauan lebih jauh mengenai bukti apa yang bisa dibagikan kepada publik.
Para pejabat enggan memberikan keterangan karena khawatir akan melanggar hak privasi dan kerahasiaan juri pengadilan. (dn/kc/ms) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar