Minggu, 12 Desember 2010

Saat Si Adik Terlalu Mengidolakan Kakaknya


HARRISBURG (Berita SuaraMedia) -  "Aku mau baju yang sama kayak Kakak, Ma. Bandonya juga, sepatunya juga, pokoknya harus sama, ya ma!".

Seorang kakak akan senang jika dianggap hebat oleh sang adik. Namun, bagaimana jika apapun yang dilakukan si kakak atau semua yang dimilikinya, sang adik juga harus melakukan atau memilikinya. Wah, moms laiknya mempunyai anak kembar tapi beda usia, dong, he he he.

Menghabiskan Waktu Bersama

Memang, pada usia preschooler anak suka meniru (imitasi) aktivitas dan kebiasaan orang-orang yang sering dilihatnya, termasuk sang kakak.

Dan menurut penelitian yang dilakukan Penn State University yang dimuat dalam majalah Time -artikel The New Science of Siblings- ditemukan fakta bahwa hingga usia 11 tahun, seorang anak melewatkan 33 persen dari waktu luangnya bersama kakak atau adik, lebih lama dari waktu yang ia lewatkan bersama teman, orangtua, guru, bahkan waktu untuk dirinya sendiri. Karena adik lebih banyak menghabiskan waktu bersama kakak inilah, dia kerap meniru apa yang dilakukan oleh sang kakak. Dari kakak, adik bisa belajar banyak hal. Misalnya bersepeda, bernyanyi atau mengambar. Itu sebabnya, adik suka mengidolakan kakak.

Kakakku Idolaku

Keuntungannya:

Adik akan berkembang dengan cepat secara sosial, emosional, fisik dan kognitif.  Dengan mencontoh kakak, adik akan belajar bagaimana cara bersosialisasi, mengekspresikan emosi, berbagi dan toleransi.

Kakak yang menunjukkan perilaku ramah dan mau berteman dengan adik, akan membuat adik meniru dan memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap lingkungan sosialnya.

Kakak dapat menjadi guru keterampilan yang baik bagi adik. Misal, dari kakak, adik belajar cara melakukan suatu permainan, mengayuh sepeda dan sebagainya.

Kedekatan antara kakak beradik laki-laki akan memacu kemandirian dan kompetisi. Sementara antara kakak beradik perempuan akan mengasah kepekaan dan keinginan untuk saling menolong. Namun jika kakak beradik laki-laki dan perempuan, akan memudahkan keduanya berinteraksi dengan lawan jenis apabila sudah dewasa.

Kerugiannya:

Boleh-boleh saja adik meniru sang kakak. Namun, tetap beri kesempatan si adik menjadi dirinya sendiri, menggali kemampuan dan bakatnya sendiri. Jangan sampai perilaku terlalu mengidolakan kakak menghambat perkembangan identitasnya sendiri kelak.  Adik dan kakak, masing-masing tentu memiliki keunikan tersendiri yang perlu dikembangkan secara terpisah. 

Dapat Mengganggu Kenyamanan si Kakak

Jika si adik terus berusaha untuk "menjiplak" sang kakak, tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Beri penjelasan dengan bahasa sederhana bahwa mencontoh tidak berarti harus meniru mentah-mentah apa yang dilakukan kakak. Jelaskan pula bahwa adik juga punya kelebihan dan keunikan yang dapat dikembangkan, berbeda dari kakak.

Apabila kedua anak memiliki minat dan bakat di bidang yang sama, biarkan saja. Biarkan mereka menggali dan memperkaya diri dengan keunikan masing-masing.

Kenalkan juga hal-hal lain yang menjadi pembeda antara adik dan kakak, misalnya adik suka menggambar sedangkan sang kakak lebih suka membaca. Belikan crayon buat adik sementara sang kakak dibelikan buku bacaan. Jangan lupa puji anak dengan kelebihannya masing-masing.

Tapi ingat moms, jika memang si kecil "selalu" mengikuti sang kakak, jangan langsung melarangnya. Jangan khawatir yang berlebihan. Pasalnya seiring bertambahnya usia si kecil, dia akan semakin bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang. Sehingga, si kecil tidak hanya meniru atau menjdi copy cat sang kakak. Kuncinya, tetap memberi arahan kepada si kecil, ya moms. (ar/okezone) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar