Remaja & Seks Bebas
Remaja & Seks Bebas
Seks, "Ritus" Pendewasaan & Tekanan Teman
Selasa, 7 Desember 2010 - 09:58 wib
Misbahol Munir - Okezone
Ilustrasi
JAKARTA - Budaya seks pra nikah di kalangan remaja saat ini perlahan mengancam bangsa. Menjamurnya perilaku tersebut juga dilatarbelakangi oleh banyak faktor.
Menurut Nori Andriyani, penulis buku dengan judul “JAKARTA UNCOVERED: Membongkar Kemaksiatan, Membangun Kesadaran”, mengatakan bahwa perilaku tersebut didorong oleh pergaulan sesama temannya. Di mana mereka menganggap seorang teman yang belum pernah melakukan seks dinilai tidak jantan.
“Saat anak lelaki beranjak dewasa, rangsangan dan dorongan untuk segera melakukan hubungan seks sangat kuat dan lebih kuat dari pada remaja perempuan. Remaja lelaki yang belum pernah melakukan hubungan seks akan diledek oleh teman-teman lelakinya karena dianggap tidak macho. Itulah sebabnya ada remaja lelaki mencoba mendapatkan jasa layanan seks perempuan. Louise Brown melaporkan bahwa pelanggan layanan seks perempuan termasuk remaja lelaki. Maka, awasi anak, cucu, keponakan lelaki kita yang pergi beramai-ramai dengan teman lelakinya karena acara mereka bisa termasuk pergi ke tempat-tempat jasa seks bayaran,” begitulah petikan tulisan pada bukunya.
Tak berhenti di situ, menurutnya, selain karena diledek, ada juga alasan remaja lelaki membeli layanan seks perempuan sebagai bagian dari upacara menjadi dewasa.
Malarek mencatat, kasus-kasus tokoh lelaki yang kehilangan keperjakaannya dengan perempuan yang melayani seks bayaran, seperti penulis terkenal Leo Tolstoy, Thomas Wolfe, penyanyi asal inggris Chris di Burg sampai sutradara terkenal Oliver Stone.
Kehilangan keperjakaan ini bisa difasilitasi oleh kakak lelaki, teman lelaki sebaya yang lebih berpengalaman, sampai oleh tokoh ayah (2009: 16-20).
“Saya belum menemukan kasus ekstrim ayah yang sampai mendorong anaknya untuk merasakan hubungan seks pertamanya dengan membeli layanan seks perempuan. Akan tetapi saya sudah menemukan kasus dia mana remaja lelaki melakukan hubungan seks pertama dengan perempuan bayaran karena “paksaan” kawan-kawan lelakinya,” ujar Malarek.
Tekanan terhadap remaja lelaki untuk tampak hebat dalam hal seks tak pernah berakhir, bahkan berlanjut sampai masa dewasa. Apalagi ketika dewasa, para lelaki ini sudah berduit sehingga memiliki daya untuk membeli jasa seks bayaran.
Emka yang telah menekuni dunia lelaki Jakarta, yang suka membeli layanan seks perempuan menyimpulkan bahwa membeli layanan seks perempuan adalah “ritus pendewasaan” bagi lelaki, untuk membuktikan kejantanannya agar tidak diolok teman lelaki lain.
0 komentar:
Posting Komentar