Senin, 06 Desember 2010

"Rencana Nuklir Korut - Iran Ancam Stabilitas Dunia"


MANAMA, Bahrain (Berita SuaraMedia) – Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada hari Jumat (3/12) waktu setempat memperingatkan bahwa aspirasi nuklir Korea Utara dan Iran mengancam perdamaian dan stabilitas dunia. Ia menyampaikan kekhawatiran bahwa program semacam itu bisa memicu terjadinya perlombaan senjata. "Kami semua mengkhawatirkan dua negara ini," kata Clinton yang berbicara di Bahrain bersama Menlu Sheikh Khalid al-Khalifa.
"Penting untuk menyadari bahwa (kekhawatiran-kekhawatiran ini) tidak diarahkan pada rakyat negara masing-masing, tapi kekhawatiran ini mengenai keputusan yang diambil para pemimpin dua negara ini yang membahayakan perdamaian dan stabilitas dua kawasan di dunia," tambahnya.
Clinton dan al-Khalifa menekankan bahwa mereka tidak berkeberatan dengan program energi nuklir yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi.
"Yang kami tentang adalah upaya mendapatkan senjata nuklir yang bisa dipergunakan untuk mengancam dan mengintimidasi negara-negara tetangga mereka dan di luar kawasan masing-masing. Hal itu tidak dapat diterima dan merusak stabilitas, serta akan memicu perlombaan senjata di kedua kawasan yang akan menjadikannya semakin berbahaya," kata Clinton.
Dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, mulai melakukan peningkatan kemampuan persenjataan yang nilainya diperkirakan mencapai $120 miliar yang utamanya berasal dari pabrikan AS dan sebagian dikarenakan kekhawatiran mengenai program nuklir Iran.
Mengenai dirilisnya telegram-telegram Departemen Luar Negeri baru-baru ini oleh situs WikiLeaks, al-Khalifa menolak memberikan komentar mengenai telegram-telegram tertentu yang menyatakan bahwa Bahrain dan negara-negara Teluk lainnya mendesak AS melakukan aksi militer terhadap Iran untuk menghentikan program nuklir negara tersebut.
Ia mengatakan, dokumen-dokumen tersebut merupakan properti pemerintah AS dan dibocorkan secara ilegal.
Tapi, ia menambahkan bahwa dirinya tidak melihat ada pertentangan antara yang disebutkan dalam dokumen-dokumen tersebut merujuk kepada negaranya dan kebijakan pemerintahannya yang telah ditegaskan.
"Kami yakin bahwa setiap negara di Timur Tengah punya hak mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai," kata al-Khalifa.
Ia menambahkan, mengubah program-program semacam itu untuk tujuan militer adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh kawasan itu.
Clinton yang berada di Manama untuk berpartisipasi dalam Konferensi Keamanan Regional IISS, atau disebut Dialog Manama, mengabaikan pentingnya telegram-telegram tersebut dan menekankan bahwa pernyataan-pernyataan di dalamnya ada di luar konteks dan tidak mewakili kebijakan AS.
"Kebijakan Amerika Serikat dibuat di Washington dan presiden dan saya sudah amat jelas mengenai arah yang kami ambil untuk mendukung rekan-rekan kami," kata Clinton.
Clinton menambahkan, AS terus mendukung dimulainya negosiasi damai Israel dan Palestina dan membantah klaim mengenai kemunduran dalam hal hak asasi manusia dan kebebasan publik di kawasan tersebut pada pemerintahan Obama.
Ia mencontohkan pemilihan umum di Bahrain baru-baru ini dan diciptakannya pemerintahan Irak sebagai contoh perkembangan.
Dialog Manama yang dibuka pada Jumat malam tersebut diharapkan akan berfokus pada isu-isu keamanan terkait Iran, Irak, ancaman terorisme al-Qaeda dan gerakan-gerakan ekstremis, serta keamanan maritim. (dn/nk) www.suaramedia.co

0 komentar:

Posting Komentar